Monday, July 11, 2016

Globe Yang Tak Sekadar Mainan


Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar
Anda di rumah mempunyai globe (bola dunia)?  Untuk apa?  Saat ini banyak pengasong menjual globe murah buatan Cina di beberapa perempatan Jakarta.  Sebagian memang didesain untuk sanggup dipajang di meja kelas.  Sebagian lain untuk digunakan main lempar bola di bak renang.
Tahukah Anda bahwa sekitar 1000 tahun yang lalu, globe ialah sebuah masterpiece.  Hingga ketika itu belum semua ilmuwan sepakat bahwa bumi itu bulat.  Tetapi Abu Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Idris asy Syarif atau dikenal sebagai Al-Idrisi (1100 M – 1165 M) percaya, dan dialah pencipta pertama peta dunia dalam bentuk globe menyerupai yang kita kenal sekarang!
Sebenarnyalah, al-Idrisi bisa melaksanakan itu alasannya sejumlah politisi dan ilmuwan telah membukakan jalan.  Berabad sebelumnya, Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun mendorong para ilmuwan Muslim untuk menerjemahkan buku-buku ilmiah kuno dari Yunani ke dalam bahasa Arab.  Beberapa naskah penting Yunani yang diterjemahkan adalah: Almagest dan Geographia.
Khalifah Al- Makmun (813 M - 833 M) memerintahkan para geografer Muslim untuk menyebarkan geodesi, yaitu teknik mengukur jarak di atas bumi. Umat Islam pun karenanya bahkan bisa menghitung volume dan keliling bumi. Lalu Al-Makmun memerintahkan untuk membuat peta bumi yang besar. Musa Al-Khawarizmi bersama 70 geografer lainnya karenanya bisa menuntaskan kiprah ini pada tahun 830 M.  Kemudian Khawarizmi juga menulis kitab geografi yang berjudul “Surah Al-Ard” (tentang geomorfologi), sebuah koreksi terhadap karya Ptolemaeus. Kitab itu menjadi landasan ilmiah bagi geografer Muslim klasik. Pada kurun yang sama, Al-Kindi juga menulis sebuah kitab berjudul “Keterangan perihal Bumi yang Berpenghuni”.
Ilmu geografi pun makin berkembang. Di awal abad-10 M, Abu Zayd Al-Balkhi mendirikan perguruan tinggi survei dan pemetaan di Baghdad.  Di abad-11 M, Abu Ubaid Al-Bakri menulis kitab “Mu'jam Al-Ista'jam” (Eksiklopedi Geografi) dan “Al-Masalik wa Al-Mamalik” (Jalan dan Kerajaan).
Al-Idrisi lahir pada tahun 1100 di Ceuta Spanyol.  Pada usia muda ia sudah gemar bepergian ke tempat-tempat yang jauh, ke Eropa, Asia dan Afrika, untuk mengumpulkan sendiri data dan fakta geografi.  Walhasil, pada usia di bawah 30 tahun, ia sudah menulis kitab geografi berjudul “Nuzhat al Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afat” (Tempat Orang yang Rindu Menembus Cakrawala). Kitab ini begitu kuat di Barat sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, “Geographia Nubiensis”.
Kemasyhuran dan kompetensi al-Idrisi didengar oleh Raja Roger II dari Sicilia (1129 M – 1140 M).  Ia mengundang dan memfasilitasi al-Idrisi untuk membuat peta dunia paling gres ketika itu.  Al-Idrisi menyanggupi namun mengajukan syarat bahwa dalam peta itu ia ingin memasukkan data wilayah Sicilia yang pernah 200 tahun berada di bawah kekuasaan kaum Muslim sebelum Raja Roger berkuasa.  Raja Roger setuju.
Peta pesanan Raja itupun diwujudkan oleh al-Idrisi dalam bentuk globe dari perak seberat 40 kg yang secara cermat memuat pegunungan, sungai-sungai, kota-kota besar, dataran subur dan dataran gersang, lengkap dengan info tinggi di beberapa titik.  Karya ini dilengkapi sebuah buku berjudul “Kitab Al-Rujari” (Roger's Book) sebagai bentuk penghormatan ke Raja Roger.
Kitab ini diakui dunia sebagai bentuk deskripsi paling teliti dan cerrmat perihal peta dunia pada kurun pertengahan.  Bahkan buku tersebut menjelaskan keberadaan sebuah pulau yang terletak sangat jauh dan terpencil, menyerupai sebuah pulau es (mungkin Islandia), di mana perjalanan mencapai pulau itu sangat sulit alasannya dipenuhi kabut dan lautan yang sering dilewati bongkahan-bongkahan es berbahaya yang hanyut.
Ia juga menggambarkan perihal “Laut Gelap” yang kemudian dinamai Atlantik.  Al-Idrisi menyebut penduduk orisinil yang mendiami pulau di maritim tersebut sebagai penduduk Inggris.
Peta dan globe buatan al-Idrisi, sekalipun di beberapa area masih kosong (karena ketika itu belum ada info perihal keberadaan benua Amerika atau Australia), namun secara umum sudah menawarkan citra yang akurat kepada masyarakat, terutama bangsa Eropa.  Mereka memakai peta itu untuk melaksanakan penjelajahan dunia – bahkan berakhir dengan penjajahan!
Selain membuat peta dunia dan globe, al-Idrisi juga membuat beberapa metode gres untuk mengukur garis lintang dan bujur, menulis kitab “Nuzhat al Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afat” yang berkhasiat untuk orang-orang yang ingin mengadakan perjalanan menembus aneka macam iklim.  Ini ialah sebuah ensiklopedia yang berisi peta yang digambar rinci dan info lengkap dari negara-negara yang pernah dikunjunginya.  Buku ini diterjemahkan dan diedarkan oleh orang Barat dalam bahasa Latin berkali-kali, dan pada tahun 1619 (hampir 4 kurun kemudian!), diterbitkan di Roma dengan judul “Geographia Nubiensis” dalam versi cetak, alasannya ketika itu mesin cetak sudah ditemukan.
Namun al-Idrisi masih menulis beberapa buku lagi.  Pertama sebuah ensiklopedia yang lebih komprehensif “Rawd-un-Naas wa-Nuzhat al-Nafs” (Kenikmatan Manusia dan kesenangan Jiwa), “Shifatul Arab” (Karakter bangsa Arab), dan “Kharithanul 'Alamil ma'mur minal Ardh” (Sumber daya alam dunia).  Karya-karya ini juga diterjemahkan ke aneka macam bahasa, antara lain Spanyol (1793), Jerman (1828), Perancis (1840) dan Italia (1885).[]

No comments:

Post a Comment