Wednesday, June 29, 2016

Perjalanan Ke Al-Andalus

 AH seorang cowok berjulukan Tariq bin Ziyad Perjalanan ke al-Andalus
Keberhasilan negeri ini yaitu murni karena Islam, di mana aturan syariat diterapkan untuk mengatur urusan masyarakat
Tahun 711 AH seorang cowok berjulukan Tariq bin Ziyad datang ke tepi pantai Iberia dan memulai ekspansi Islam ke Eropa. Dibutuhkan 7 tahun bagi umat Islam untuk mengambil alih Iberia atau al-Andalus sebagaimana yang disebut sekarang. Ribuan orang penduduk negeri itu memeluk Islam. Terbentuknya masyarakat Islam membuat  Eropa merasa iri. Di dalam masyarakat Islam itu terdapat masyarakat yang serasi di mana orang-orang Kristen, Yahudi, dan Muslim hidup bersama. Mereka bebas untuk mempraktekkan agama mereka.
Warga al-Andalus menikmati penerangan jalan, jalan-jalan dibangun dengan baik, dan terdapat pemandian umum dan air yang mengalir. Masyarakat ini memunculkan kaum intelektual populer termasuk Ibnu Rusyd dan Ibnu Sina, yang karya-karyanya lalu dipakai sebagai materi bakar bagi kebangkitan Eropa. Al-Andalus telah maju beberapa era sebelum negara-negara tetangganya di Eropa karena mampu menciptakan sebuah masyarakat di mana kebutuhan semua warganya dipenuhi, sesuatu yang hanya bisa diimpikan Eropa.
Kunjungan terakhir saya membawa saya ke ibukota tua, Cordoba, sebuah kota megah yang terdapat sekitar 700 masjid, 60.000 istana dan 70 perpustakaan. Dibandingkan dengan perpustakaan terbesar di Eropa Nasrani yang hanya memiliki 400 naskah, perpustakaan Andalusia yang terbesar mempunyai sekitar 600.000 buku wacana banyak sekali topik.
Menoleh pandangan saya ke Masjid Agung Cordoba membuat saya kagum, karena di sana ada banyak kebun dan lengkungan bangunan yang jelas menunjukkan kecemerlangan arsitektur Islam. Namun, hilangnya Cordoba segera memenuhi pikiran saya, karena berubahnya masjid menjadi gereja adalah jelas. Semua yang tersisa dari masjid itu, dan banyak prasasti di Cordoba yaitu prasasti Islam yang terdapat pada lengkungan bangunan. Sudah jelas, yang bisa dilakukan orang-orang Kristen  menghapus semua peninggalan Islam sesudah terjadinya Reconquista.
Masjid Agung Cordoba
Kaum Muslim dipaksa dengan pilihan masuk Nasrani atau dibunuh. Jatuhnya Cordoba menandai awal dari final umat Islam di Spanyol. Hilangnya otoritas yang sah membuat kaum Muslim dan Yahudi dipermainkan karena mereka dilecehkan, disiksa, dan diusir dari rumah-rumah mereka sendiri. Ini yaitu realitas yang menyerupai dengan keadaan saat ini di mana saudara-saudara kita di seluruh dunia tidak mempunyai seorang pun yang mewakili urusan mereka.
Bagian kedua dari perjalanan saya membawa saya ke Granada yang merupakan provinsi terakhir hingga balasannya Islam diberangus dari Spanyol. Saya berjalan di jalan bebatuan bau tanah di Albayzin yang awalnya dibangun oleh kaum Muslim di Granada. Di sudut utara-timur kota Granada saya menemukan sebuah benteng besar yang strategis yang terletak di atas sebuah gunung yang membuatnya menghadap seluruh Granada.
Ini yaitu Al-Hambra, sebuah benteng yang dibangun kembali dan diperluas di bawah Amir Granada, Mohammed bin Al Ahmar. Benteng ini merupakan istana Amir berikutnya dan di dalamnya terdapat taman-taman yang indah, dan pemandian umum dengan arsitektur yang indah. Terdapat gesekan ayat Quran yang pernah ada, termasuk “motto” provinsi Granada “Tidak Ada Pemenang Selain Allah”.
 Al Hambra
Jatuhnya Granada terjadi sekitar 250 tahun sesudah bab pertama utara Spanyol jatuh. Buku-buku sejarah menjelaskan bagaimana orang-orang Nasrani melanggar janji perdamaian mereka dengan umat Islam Granada dan melancarkan serangan berdarah terhadap umat Islam. Kaum Muslim tewas, harta benda mereka dijarah dan mereka terus dimata-matai. Orang-orang Nasrani memata-matai kaum Muslim pada hari Jumat pagi untuk melihat apakah mereka ada yang mandi. Ini dilakukan untuk mengetahui agama mereka dan untuk membunuh mereka jikalau diketahui Muslim. Kebiasaan mata-mata ini telah diwarisi dengan baik oleh penerus mereka di Eropa.
Perjalanan ini mengantarkan saya untuk menyaksikan secara pribadi keberhasilan al-Andalus sebagai wilayah model bagi seluruh dunia. Bagaimanapun jelas, bahwa keberhasilan negeri ini yaitu murni karena Islam, di mana aturan syariat diterapkan untuk mengatur urusan masyarakat. Berbagai kemajuan negeri ini, yang jauh melampaui negeri-negeri Eropa adalah alasannya yaitu kebudayaan Islam yang tertanam pada kaum Muslim.
Al-Andalus hanyalah salah satu pola dari banyak negeri yang pernah mendapat curahan rahmat Allah SWT. Negeri-negeri seperti Cina Barat, Yunani, Italia Selatan, Hungaria, Austria, Rumania, Macedonia, Bulgaria, Albania, Malta, Siprus, Ukraina, Kepulauan Canary, sebagian Islandia, pulau terbesar dari perairan Bristol di Inggris – Lundy, Kroasia , Pulau Rhodes, Rusia Selatan serta Portugal semuanya telah dilupakan. Mungkin generasi sesudah kita juga akan melupakan Chechnya dan Kashmir sebagaimana kita telah melupakan negeri-negeri yang lainnya. [] Muhammed Obaid.

No comments:

Post a Comment