Wednesday, June 22, 2016

Peradaban Islam Perhatikan Taman

kota Islam di masa kemudian digambarkan David Talbot Rice dalam Peradaban Islam Perhatikan Taman
Betapa indah dan berbudayanya kota-kota Islam di masa kemudian digambarkan David Talbot Rice dalamIslamic Art, Thames and Hudson.
Pada masa kejayaan periode Samara (836 M – 883 M), umat Islam sangat menyukai seni. “Masa itu merupakan masa paling brilian dalam sejarah Islam,” katanya.
Rumah, masjid, istana, dan taman pada masa itu berdiri dengan megah dan indah. “Masyarakat Muslim Arab suka sekali menghiasi lingkungannya,” imbuh Gustave Le Bon dalam La Civilisation des Arabes.
Menurut dia, karakteristik seni masyarakat Muslim Arab pada kurun keemasan begitu imajinatif, cerdas, dan megah dalam dekorasi. Selain itu, detail-detailnya begitu fantastis. Hal itu dapat dilihat dari taman-taman yang dibangun pada masa itu.
Kini, mari kita tengok Malaga, sebuah kota pelabuhan di Andalusia, Spanyol. Kota ini tak pernah kehilangan pesonanya. Dilihat dari Velez sampai Fuengirola yang berjarak lebih dari 64,36 km, pantai Malaga menampakkan perkebunan daun ara yang begitu indah dan memesona.
Peradaban Islam pada kurun keemasan memang sangat memberi perhatian yang besar pada tumbuh-tumbuhan. Tak heran kalau Felipe Fernandez-Armesto, guru besar sejarah lingkungan global dari Universitas London, mengatakan, peradaban Islam di masa kejayaan begitu memerhatikan kehadiran taman. “Pada dasarnya taman atau kebun merupakan suatu seni yang mulia,” papar Armesto.
Kota lain yang tak kalah memesona yakni Sevilla. Penulis sejarah Minhaju Fakar menyebut, sungai yang membelah kota di Andalusia itu melampaui keindahan sungai Eufrat, Tigris, dan Nil. Tepian sungai di Sevilla diteduhi pepohonan buah sehingga orang yang berlayar terlindungi dari terik sinar matahari.
Tentang Sevilla, Al-Shaqundi dalam sebuah risalahnya menulis, “Saya mendengar wacana kemegahan dan desain yang indah dari bangunan-bangunan di kota ini. Sebagian besar bangunan itu dilengkapi dengan lapangan luas yang ditanami pohon buah-buahan.”
Tak hanya kota-kota di Eropa, keunggulan estetika Islam juga tampak di Aljir (kini ibu kota Aljazair). Kala itu, kota ini mempunyai hampir 20 ribu taman dan kebun.
Tak heran kalau seluruh kota tampak hijau oleh segala macam tetumbuhan, ibarat pohon buah-buahan dan bunga-bungaan. Air mancur pun berlimpah.
“Berkebun yakni salah satu bentuk seni yang monumental,” kata Ermesto. Kecintaan Muslim terhadap taman, kebun, dan lingkungan secara umum berasal dari konsep Islam yang mendasar.
Bagi Muslim, kata A Faruqi, alam yakni nikmat, hadiah, dan karunia Allah. Semua ini diberikan kepada insan untuk dipakai dan dikelola dengan sebaik-baiknya.

No comments:

Post a Comment