Friday, November 22, 2019

Munajat Dan Maulid Akbar Undangan Hangat Untuk Hadir Dalam Reuni 212



Oleh : Nasrudin Joha

Bismillah,

Seruan ini kutulis dan kutujukan bagi segenap kaum muslimin dimanapun berada. Dasar undangan ini yakni dogma dan persaudaraan Islam, sementara motif goresan pena ini dibentuk yakni rasa rindu yang mendalam, bersatu, berkumpul, berhimpun dalam lautan insan yang mengagungkan Allah SWT, menyucikan Rasululah Muhammad SAW, dan merendahkan diri dihadapan-Nya.

Tujuan dari undangan ini yakni mengajak seluruh kaum muslimin untuk bermunajat kepada Allah SWT melalui wasilah Maulid Nabi Muhammad SAW. Kenapa bermunajat kepada Allah SWT ? Karena hanya Allah SWT kawasan bergantung. Kenapa berwasilah kepada Rasulullah ? Karena Muhammad SAW yakni insan suci, makhluk mulia yang telah membawa risalah Islam.

Umat ini nyaris putus asa, ketika membawa semua urusan kepada penguasa. Rezim zalim ini bukan menuntaskan duduk kasus tetapi justru menambah beban umat Islam.

Umat ini ingin berdakwah, memberikan risalah Islam, mengembalikan izzul Islam wal muslimin. Namun rezim justru menuding teroris, menuding radikalis.

Tidak cukup dengan menuding, rezim juga melaksanakan kriminalisasi dan persekusi. Ulama umat ditangkapi, dikriminaliasi, pengajiannya dipersekusi. Ajaran Islam disudutkan, khilafah dituding sebagai ancaman. Sementara demokrasi sekuler diagung-agungkan.

Tak puas mencabut BHP HTI, rezim membangun narasi khilafah pedoman terlarang. Khilafah dituding bahaya dan harus dijauhkan dari umatnya. Bahkan, konon rezim akan mengeluarkan kebijakan aturan untuk menumpas pengusung khilafah. Tak boleh lagi ada dakwah khilafah.

Rezim bukan hanya mempersekusi, tapi juga memburu ulama umat ini. Habibana Muhammad Rizq Syihab dipersekusi, dikriminalisasi, diburu hingga keluar negeri. Setelah diluar negeri, rezim mengisolasi Habib Rizq dari umat, dari kaumnya, dari kampung halamannya.

Rezim tak peduli pada kerinduan akut umat ini pada sosok ulamanya, rezim terus jualan inspirasi busuk Pancasila dan kebhinekaan. Namin tidak toleran pada kerinduan umat ini pada ulamanya.

Tidak cukup hingga disitu, rezim juga terus memelihara kaum penista agama. Ahok, Ade Armando, Abu Janda, Fictor Laiskodat, menerima derma rezim meski terbuka dan terang-terangan menghina Islam.

Bahkan Busukma, untuk kedua kalinya menghina Islam dengan merendahkan wibawa Muhammad SAW. Tak ada tindakan berarti dari rezim, tak ada upaya rezim untuk melindungi agama Islam dan menjaga perasaan umat Islam. Rezim bahkan bertindak menjadi bungker kekuasaan bagi Busukma.

Suara-suara kritis umat terus dibungkam, cara menangani ulama begitu kontras dengan para penista agama. Ada kasus Ninoy, Ust Bernard pribadi ditangkap di jalanan, dipepet dan tidak boleh paksa kendaraannya, ibarat sedang menangani penjahat. Padahal, Ust Bernard yakni ulama umat, tokoh umat, terang alamat rumahnya. Kenapa pribadi main tangkap di jalan ? Diperlakukan zalim dihadapan keluarganya ?

Padahal, itu gres penggilan saksi dan kemudian dengan alat kekuasan dipaksakan naik menjadi tersangka. Sementara bagaimana dengan Ade Armando, Abu Janda, Fictor Laiskodat, Busukma ? Apakah mereka ditangkap ? Apakah mereka dijadikan tersangka ?

Anggaran negara yang berasal dari pajak umat dijadikan bancakan. Berdalih difestasi, BUMN ngutang hingga USS 4 miliar, lebih dari 60 triliun hanya untuk borong saham Freeport yang bahu-membahu harus menjadi milik sendiri tanpa perlu membayar. Katanya, Per tahun sanggup Deviden USS 1 miliar. Hitungan kasar, empat tahun balik modal.

Tapi kenapa sehabis difestasi freeport rugi ? Kenapa 2019 tidak bagi defiden ? Artinya hutang 60 triliun lebih untuk borong saham freeport namun untungnya cuma 0 rupiah alias tidak dapet duit sepeserpun.

Celakanya, selain harus membayar bunga kupon utang USS 4 miliar, Inalum juga harus ikut iuran USS 350 juta untuk berdiri smelter freeport. Ini model Ngelola negara cara apa ? Ngerampok ?

Sementara rakyat terus dicekik, premi BPJS naik 100 %. Dirut BPJS berdalih cuma 5000/hari. Astaghfirullah, memangnya rakyat ini gajinya 200 juta ibarat dirut BPJS ?

Bukan hanya itu, penunggak BPJS juga akan didatangi Debt Colector. Kayak BPJS ngasih pinjam ke rakyat saja. Yang ada utang BPJS menumpuk ke RS RS se Indonesia. Harusnya, RS itu yang sewa Debt Colector untuk tongkrongin kantor BPJS. Agar BPJS membayar utangnya.

Terlalu banyak duduk kasus umat ini bila mau ditulis semua, lantaran itu kita akan adukan semuanya kepada Allah SWT secara bersama-sama ketika munajat akbar di Monas, pada tanggal 2 Desember 2019. Reuni 212  kali ini sangat spesial, disebabkan :

Pertama, Reuni kali ini benar-benar nrimo bermunajat kepada Allah SWT dan tak pernah mengharap pertolongan selain dari-Nya. Berbeda dengan Reuni tahun kemudian (2018), ketika itu menjelang Pilpres.

Hati kita masih dikotori oleh motifasi selain memohon kepada Allah untuk tujuan ridlo-Nya. Kita masih berharap pada sosok capres yang akan sanggup mewujudkan aspirasi umat ini.

Allah SWT menegur kita, dengan membuka malu sosok yang kita harapkan yang nyatanya tak lebih seekor kucing (bukan macan). Kita terlalu menggantungkan impian padanya, jadinya Allah SWT ungkap bahwa beliau tak punya pundak yang kokoh untuk memanggul amanah umat.

Dia, tak konsisten dengan pernyataan timbul dan karam bersama umat. Dia, justru mengikat rekonsiliasi dan membuatkan kekuasan dengan rezim yang menzalimi umat. Dia, telah menyelisihi janjinya ke Ulama dan kepada umat.

Karena itu, InsyaAllah Reuni 212 kali ini murni dari umat untuk Islam. Tak ada sedikitpun terkotori oleh acara politik mudah para politisi yang haus akan kekuasan.

Kedua, Reuni kali ini Istimewa lantaran diadakan bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhsmmad SAW dan kasus Penghinaan sang Nabi oleh Busukma. Makara selain wujud aspirasi dan kecintaan terhadap baginda Nabi Muhammad SAW, Reuni kali ini juga merupakan bentuk perlawanan umat Islam atas kezaliman rezim yang melindungi para penista agama.

Bukan hanya tidak memproses Busukma, rezim ini juga memberi bangku empuk pada Ahok untuk menduduki jabatan Bos BUMN. Rezim ini ibarat sedang memamerkan parade kejumawaan kekuasaan terhadap umat Islam.

Jika tak ada lagi kawasan bagi makhluk untuk bersandar, bukankah hanya kepada Allah SWT saja kita kembali ? Jika keluhan kita tidak didengar manusia, bukankah kita sanggup bermunajat kepada dzat yang maha mendengar ?

Karena itu, kita akan luruskan niat bermunajat hanya kepada Allah SWT dan meminta kemenagan hanya untuk Islam. Bukan untuk politisi dan partai yang berkhianat pada umat ini.

Kita juga akan bersalawat bersama atas Nabi, menangis bersama sebagai bukti kecintaan kepada Nabi, dan memohon supaya kita dimasukan sebagai Saudara Nabi SAW. Kaum yang tidak bertemu Nabi tapi dogma dan mengamalkan pedoman Nabi.

Persiapkan perbekalan semenjak dini, menabunglah, selesaikan urusan dan komitmen lain supaya ketika Munajat nanti kita benar-benar sanggup khusuk menghadirkan diri kita seutuhnya kepada Allah SWT. Ya Allah mudahkan urusan kami, lapangkan jalan kami supaya sanggup menghadiri reuni 212 untuk memupus kerinduan kepada saudara kami.

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad ........


No comments:

Post a Comment