Wednesday, November 27, 2019

Kami Hanya Guru, Bukan Staf Khusus Presiden



Oleh : Nasrudin Joha

Ya, kami guru, bukan guru biasa, bahkan kami guru honorer. Pekerjaan kami jelas, tetap, dan prestisius. Kami menyiapkan generasi masa depan bangsa. Sayangnya, honor kami Ga tetap, Ga serius, dan Ga ada prestisiusnya.

Gaji kami, kalah dengan buruh yang punya standar UMR. Kami dibayar, sekenanya dan se-kemampuannya. Itu pun, kami sering terpaksa jadi kreditur yayasan, alasannya ialah yayasan telat membayar honor kami sehingga menjadi debitur kami.

Kami bergelut dengan buku bimbing dan peras otak untuk menyesuaikan dengan kurikulum. Sayangnya, kurikulum di negeri kami berbasis proyek, bukan berbasis nilai mendidik dan menyiapkan masa depan anak bangsa.

Tiap tahun tiap ganti menteri ganti kurikulum. Intinya cuma mau memasarkan buku baru, mata bimbing baru, Projek dari rekanan menteri atau departemen pendidikan. Mereka kebajikan proyek, kami para guru kebagian Pusingnya.

Kami harus mendesain ulang, mata bimbing dan orientasi belajar, bahkan terpaksa merubah standar keberhasilan mendidik siswa. Kurikulum ini itu semua sudah diuji coba, hingga kami juga tak hafal dengan nama kurikulumnya.

Malam sebelum mengajar, kami menyiapkan materi ajar. Paginya kami mendidik, sambil menahan dada kami semoga tetap luas seluas samudera, menghadapi anak didik yang macam-macam. Makara nyaris 24 jam kami menghajar, dari rumah hingga sekolah.

Belum lagi, kami harus super menjaga sikap. Salah sedikit, orang renta lapor polisi, kami yang mendidik putera mereka, kami pula yang mereka pidanakan, kalau tidak terikat dengan nilai pendidik, sudah setiap hari mungkin terjadi KDMS (Kekerasan Dalam Mendidik Siswa).

Di hari guru ini, kami tidak Happy, yang kami butuhkan perhatian, kebijakan yang berpihak kepada kami, bukan cuma ucapan kosong tanpa makna. Kami memang bukan menyerupai stafsus Presiden, yang hanya bermodal selvie saja sanggup 51 juta perbulan. Bahkan, kami harus menjadi kreditor negara alasannya ialah honor guru honorer masih terutang 11 bulan.

Kami bukan mengeluh, cuma curhat, masak cuma PROJO saja yang boleh ngeluh. Memang benar PROJO begitu ngeluh eksklusif sanggup posisi wamen, sementara kami ?

Paling-paling kembali kami dituding tidak berkualitas, suruh cari kerja lain kalau tidak lapang dada mendidik. Dll. Capek menjadi guru di negeri ini, semoga saja segera tegak sistem khilafah dimana kami akan benar-benar diperhatikan dan dihargai oleh Khalifah.

Ya Allah, kami rindu sosok Khalifah menyerupai Umar Bin Abdul Azis. Ya Allah, segerakan dukungan untuk kami dengan tegaknya Daulah khilafah. [].

NB. Selamat Hari Guru Untuk Kami Sendiri, Para Guru, bukan Staf Khusus Presiden.

No comments:

Post a Comment