Saturday, September 3, 2016

Konsep Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan


Perkembangan zaman menuntut pembinaan sumber daya insan yang berkualitas. Daya saing Indonesia dalam menghadapi persaingan antar negara maupun perdagangan bebas sangat ditentukan oleh outcome dari pembinaan SDM-nya. Salah satu upaya negara dalam pemenuhan SDM level menengah yang berkualitas yaitu pembinaan pendidikan kejuruan.
Rumusan arti pendidikan kejuruan sangat bervariasi. Menurut Rupert Evans (1978), pendidikan kejuruan yaitu bab dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang biar lebih bisa bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Menurut klarifikasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan penerima didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan terdiri dari Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Karakteristik Pendidikan Kejuruan (Djojonegoro, 1998) yaitu sebagai berikut :
  1. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan penerima didik memasuki lapangan kerja
  2. Pendidikan kejuruan didasarkan atas “demand-driven” (kebutuhan dunia kerja)
  3. Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, perilaku dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja
  4. Penilaian yang bekerjsama terhadap kesuksesan siswa harus pada “hands-on” atau performa dalam dunia kerja
  5. Hubungan yang bersahabat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan
  6. Pendidikan kejuruan yang baik yaitu responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi
  7. Pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada “learning by doing” dan “hands-on experience”
  8. Pendidikan kejuruan memerlukan kemudahan yang mutakhir untuk praktik 
  9. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar daripada pendidikan umum

Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan berdasarkan Charles Prosser (1925) yaitu sebagai berikut :
  1. Pendidikan kejuruan akan efisien kalau lingkungan di mana siswa dilatih merupakan replika lingkungan di mana nanti ia akan bekerja
  2. Pendidikan kejuruan akan efektif hanya sanggup diberikan di mana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama ibarat yang diterapkan di kawasan kerja
  3. Pendidikan kejuruan akan efektif kalau ia melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja ibarat yang diharapkan dalam pekerjaan itu sendiri
  4. Pendidikan kejuruan akan efektif kalau ia sanggup memampukan setiap individu memodali minatnya, pengetahuannya, dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi
  5. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan, atau pekerjaan hanya sanggup diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya, dan yang sanggup untung darinya
  6. Pendidikan kejuruan akan efektif kalau pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar diulangkan sehingga pas ibarat yang diharapkan dalam pekerjaan nantinya
  7. Pendidikan kejuruan akan efektif kalau gurunya telah memiliki pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan
  8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang biar ia tetap sanggup bekerja pada jabatan tersebut
  9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan undangan pasar (memperhatikan gejala pasar kerja)
  10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai kalau pembinaan diberikan pada pekerjaan yang konkret (pengalaman sarat nilai)
  11. Sumber yang sanggup mendapatkan amanah untuk mengetahui isi pembinaan pada suatu okupasi tertentu yaitu dari pengalaman para ahlu pada okupasi tersebut
  12. Setiap okupasi memiliki ciri-ciri isi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya
  13. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien kalau sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang mememrlukan dan memang paling efektif kalau dilakukan lewat pengajaran kejuruan
  14. Pendidikan kejuruan akan efisien kalau metode pengajaran yang dipakai dan korelasi langsung dengan penerima didik mempertimbangkan sifat-sifat penerima didik tersebut
  15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien kalau ia luwes dan mengalir daripada kaku dan terstandar
  16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan kalau tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan dilarang dipaksakan beroperasi
Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan
Model Sekolah
Pada model ini pembelajaran dilaksanakan sepenuhnya di sekolah. Model ini berasumsi bahwa segala hal yang terjadi di kawasan kerja sanggup diajarkan di sekolah dan semua sumber mencar ilmu ada di sekolah. Model ini banyak di adopsi di Indonesia sebelum Repelita VI.
Model Magang
Pada model ini pembelajaran dasar-dasar kejuruan dilaksanakan di sekolah dan inti kejuruannya diajarkan di industri melalui sistem magang. Model ini banyak diadopsi di Amerika Serikat.
Model Sistem Ganda
Model ini merupakan kombinasai pertolongan pengalaman mencar ilmu di sekolah dan pengalaman kerja di dunia usaha. Dalam sistem ini sistem pembelajaran tersistem dan terpadu dengan praktik kerja di dunia usaha/industri.
Model School-based Enterprise
Model ini di Indonesia dikenal dengan unit produksi. Modul ini intinya yaitu membuatkan dunia perjuangan di sekolahnya dengan maksud sesain untuk menambah penghasilan sekolah, juga untuk menunjukkan pengalaman kerja yang benar-benar konkret pada siswanya. Model ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan sekolah kepada industri.

No comments:

Post a Comment