Saturday, February 4, 2017

Ikha Dewi, Lulusan Smk Yang Sukses Jalankan Perjuangan Fast Courier


Berkat kejeliannya melihat peluang usaha, Ikha Dewi kini tinggal menuai hasil. Meski hanya lulusan SMK, para pencari kerja yang tiba kepadanya untuk bergabung dengan Fast Courier justru banyak yang sarjana.
LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram
DEWI layak berterima kasih kepada seorang sahabatnya yang mendorong dirinya untuk berbisnis jasa pengiriman barang. Pasalnya, selepas SMK, beliau harus mencicipi hari-hari pahit menjadi penganggur. Pekerjaannya yakni memburu lapangan kerja. Saat itulah Dewi dimintai tolong orang dekatnya yang berbisnis mutiara. Tugas utamanya mengurus pengiriman. ’’Jadi, dulu aku bantu kirimkan mutiara lewat Pos atau JNE,’’ terang ibu satu anak tersebut.
Menurut Dewi, masyarakat kota sangat menghargai waktu. Karena itu, menunggu di kantor-kantor pelayanan antar kirim barang tentu sangat membosankan. Kebanyakan orang berpikir bahwa ada banyak hal produktif lain yang sanggup dikerjakan daripada membisu menunggu antrean. ’’Kesempatan itulah yang aku manfaatkan. Saya berikan usulan jasa antar barang ke perusahan pengiriman,’’ terangnya ketika ditemui di daerah Jalan Catur Warga, Mataram.
Awalnya, Dewi hanya menunjukkan jasa antar kirim biasa. Namun, sahabatnya menyarankan perjuangan itu dilegalkan. Ide tersebut disambut dengan baik. Dia pun merintis Fast Courier.
Sejak dikala itu, Dewi mulai mengelolanya secara profesional. Dengan memanfaatkan dan meningkatkan jaringan yang sudah percaya kepadanya, satu demi satu beliau merekrut orang untuk bergabung.
’’Ada yang statusnya sudah punya pekerjaan, ada pula yang lulusan sarjana melamar ke sini,’’ ungkapnya.
Cara kerja yang fleksibel dan tidak terikat waktu menciptakan banyak orang tertarik ikut bergabung. Apalagi, usulan insentifnya sangat menggiurkan. Ada petugas yang pernah digaji Dewi hingga Rp 4 juta per bulan.
Hitung-hitungan ditentukan dari produktivitas mereka mengantarkan barang dan jasa. ’’Total karyawan aku kini ada 55 orang. Lima orang sebagai tim administrasi, sedangkan 50 orang lainnya yakni petugas antar,’’jelasnya.
Menariknya lagi, para pekerja diwajibkan memakai jaket Fast Courier ketika mengantarkan barang pesanan. ’’Kalau tidak pakai, aku beri sanksi,’’tegasnya.
Selain membangun branding usaha, Dewi melaksanakan hal itu untuk menghindari oknum-oknum yang ingin memanfaatkan nama besar Fast Courier. Apalagi,dia punya rencana perluasan perjuangan ke Fast Clean, sebuah layanan bersih-bersih rumah pribadi. ’’Tujuan aku nanti sanggup menjadi perjuangan one-stop service,’’ungkapnya.
Dewi telah bekerja sama dengan 35 resto di Kota Mataram. Untuk satu kali antar dengan perusahaan yang telah diajak bekerjasama, beliau memasang tarif Rp 10 ribu. Selanjutnya, untuk yang tidak terikat kerja sama,dia mematok Rp 15 ribu.
Setiap hari tercatat ada 150–200 ajakan antar barang. ’’Bisa masuk Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta per hari,’’ ujarnya.
Jadi, kalau dihitung pendapatan per hari Rp 2 juta, dalam setahun, Dewi sanggup mengumpulkan Rp 720 juta. Jumlah tersebut belum termasuk pendapatan yang sanggup meningkat berkali-kali lipat di hari besar. Misalnya, pengiriman parsel dikala Idul Fitri, Natal, dan hari-hari besar lainnya. ’’Kami buka layanan dari pukul 06.00 hingga 00.00,’’ terangnya.
Saat ini Fast Courier gres membuka tiga jenis layanan. Pertama, Fast Food,yakni layanan pengiriman kebutuhan makanan konsumen. Mulai sarapan pagi hingga makan malam.
Kedua, Fast Mart. Layanan itu cukup unik.Sebab, kalau enggan keluar belanja, pelanggan hanya tinggal menyiapkan nota berisi daftar belanjaan. Petugas Fast Courier siap menggantikan berbelanja ke pasar atau supermarket. 

No comments:

Post a Comment