Friday, October 21, 2016

Istighfar Yang Produktif


Oleh H. Luthfi H


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِب
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah niscaya akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan menunjukkan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud)
Namun barangkali ada yang bertanya, saya sudah selalu istighfar, ratusan atau bahkan ribuan saya tiap hari istighfar, namun kesempitan dan kegundahan masih menyelimuti. Bahkan alih-alih mendapat rezeki dan arah yang tidak disangka-sangka, yang ada utang tiba dari segala penjuru.
Ini yaitu pertanyaan kurang cerdas, yang muncul dari kedangkalan ilmu. Pertanyaan yang sama juga tidak jarang dilontarkan atas kondisi shalat. Bahwa dalam Hadits disebutkan “Sesungguhnya shalat itu akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. Namun kenyataannya STMJ, shalat terus maksiat jalan.
Secara bahasa, dalam hadits “man lazima Al istighfar”, bahwa “Al istighfar” di sana yaitu kalimat (kata) yang definitif, atau ma’rifat, tertentu. Yakni harus didefinisikan dahulu kataistighfar yang dimaksudkan oleh hadits. Kalimat definitif itu mengindikasikan bahwa memang tidak semua istighfar produktif dan mendatangkan banyak buah yang disebutkan dalam hadits tersebut. Sebagaimana pula tidak asal atau sembarangan shalat yang akan mencegah perbuatan keji dan mungkar. Kaprikornus jangan salahkan shalat, dan jangan salahkan istighfar jikalau ternyata belum produktif, namun kita harus koreksi, istighfar dan shalat menyerupai apa yang dinginkan oleh Hadits Rasul tersebut.
Para ulama menjelaskan bahwa istighfar yang produktif yaitu istighfar yang diawali dengan tobat. Tobat pun yaitu tobat yang benar-benar. Taubatan nasuha.
Para ulama juga menjelaskan bahwa rukun tobat itu ada 3, yakni; menyesal, berhenti melaksanakan kemaksiatan, dan berniat berpengaruh untuk tidak mengulanginya. Sehingga sehabis seseorang melaksanakan tobat –dalam– hatinya, mulutnya pun akan selalu mengucap istighfar sebagai ekspresi hati yang ingin kembali kepada Allah. Apa yang dilakukan nya yaitu merupakan ekspresi atas panggilan Allah dalam Firman-nya;
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ (وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ)
“Dan kembalilah kau kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum tiba azab kepadamu kemudian kau tidak sanggup ditolong (lagi). [QS. Az-Zumar: 54]
Jika tidak didahului dengan tobat, misal tidak berhenti melaksanakan maksiat, lantas verbal mengucapkan istighfar, ini yang dinamakan istighfar kadzadzab. Istighfar nya orang pembohong. Alih-alih Allah menunjukkan ragam kemuliaan, justru Allah marah pada insan yang suka berbohong.
Sebaliknya sungguh Allah akan cinta bagi hambanya yang bertobat. Dalam hadits disebutkan “At taaib Habibullah”, orang yang bertobat yaitu kekasih Allah. Sehingga sangat wajar, jikalau ia sudah dicintai Allah, sudah menjadi kekasih-Nya, kemudian ia melantunkan istighfar, Allah akan senang. Allah bukan saja mengampuni dosa-dosa sang hamba, namun juga menunjukkan banyak sekali bonus keutamaan, yakni; menunjukkan jalan keluar atas segala kesulitan, melapangkan dada yang galau gulana, dan menunjukkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Ingatlah, Allah tidak pernah luput atas janji-Nya. Semoga Allah menimbulkan kita kekasih-Nya. Akan diampuni dosa-dosa, dan diberi banyak sekali keutamaan. Allahumma Amiin.[]

Sumber : www.hizbut-tahrir.or.id

No comments:

Post a Comment